BAB I
PENDAHULUAN
Strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp, 1995). Dick and
Carey (19850) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah sesuatu
set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran berbeda dengan
desain instruksional karena strategi pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan
variasi pola dalam arti macam dan urutan umum perbuatan belajar-mengajar yang
secara prinsip berbeda antara yang satu dengan yang lain, sedangkan desain
instruksional menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu sistem lingkungan
belajar tertentu, setelah ditetapkan untuk menggunakan satu atau lebih strategi
pembelajaran tertentu. Kalau disejajarkan dengan pembuatan rumah, pembicaraan
tentang (bermacam-macam) strategi pembelajaran adalah ibarat melacak pelbagai
kemungkinan macam rumah yang akan dibangun (joglo, rumah gadang, villa, bale
gede, rumah gedung modern, dan sebagainya yang masing-masing menampilkan kesan
dan pesan unik), sedangkan desain instruksional adalah penetapan cetak biru rumah
yang akan dibangun itu serta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan
langkah-langkah konstruksinya maupun kriteria penyelesaian dari tahap ke tahap
sampai dengan penyelesaian akhir.
BAB II
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA
A. Pengertian
Strategi, Metode , dan Pendekatan Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dilaksanakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien (Kemp, 1995). Dick and Carey (19850) juga menyebutkan
bahwa strategi pembelajaran itu adalah sesuatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar
pada siswa.
Metode adalah suatu upaya mengimplementasi rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
disusun.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran dapat
diturunkan dari pendekatan.
B.
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Rowntree (1974) mengelompokan strategi pembelajaran ke dalam
strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery learning, strategi, dan
strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaaran individual atau
groups-individual learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada
siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasainya dan tidak
dituntut untuk mengolahnnya. Dengan demikian, dalam strategi ini guru berperan
sebagai pemberi informasi. Berbeda dengan strategi discovery. Dalam strategi
ini, bahan pelajaraan dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai
akrtivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing
bagi siswanya.
Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara
mandiri. Kecepatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh
kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana
mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Strategi belajar kelompok dilakukan secara beregu.
Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Strategi ini
tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu adalah sama.
C.
Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar
dalam me-milih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan
tersebut mesti berdasarkan pada penetapan.
1. Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi
guru dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi
pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada
akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat
terwujud dengan menggunakan metode-metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran
adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh
siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Terdapat empat
komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu:
a. Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran
relajar.
b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang
dapat ditam-pilkan melalui peformnce siswa.
c. Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikannya.
d. Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran
maka dapat dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur : Audience (peserta
didik), Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan
situ-asi) dan Degree (kualitas dan kuantítas hasil belajar).
2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada
aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis
atau aktivitas mental. Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi
materi pengajaran kepada siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan
adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi materi
pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai siswa, untuk
mendapat pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan prates tertulis, tanya
jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat
menyusun strategi memilih metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.
Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika
siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman, maka
kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar
mandiri, hanya metode yang dapat diterapkan ceramah, demons-trasi, penampilan,
latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum, bermain peran dan lain-lain.
Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip, konsep, dan fakta maka guru dapat
mempergunakan metode diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan metode insiden,
sifat metode ini lebih banyak analisis, dan memecah masalah.
3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi
siswa. Oleh karena itu dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip
yang harus diketahui di antaranya:
a. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara
guru dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya.
Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik
mental maupun intelektual.
b. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang
memung-kinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat
dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya
bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c. Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan.
Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang
apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni
dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber-sumber belajar
yang relevan.
d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara
maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin
tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk
membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang
memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus
dapat menunjuk-kan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan
siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh
nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi
kebutuhan-nya.
4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu
jam pelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang
sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat
pembe-lajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti
trans-paran, chart, video pembelajaran, film, dan sebagainya. Metode
pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi Biologi, metode
yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan berarti metode lain tidak
kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian
menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan
mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil praktikum siswa memerlukan
diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem yang mereka hadapi.
5. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu
mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses
belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama pengelolaan
kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan
tercapai apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan
mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan
dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada
mutu, maka kita membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan
mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi saat ini
kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjang-an.
Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima siswa maksimal 40 orang, dan sekolah
lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pendidikan berpendapat idealnya
satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 24 orang Ukuran kelas besar
dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah le-bih efektif, akan tetapi yang
perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak kelemahan dibandingkan metode
lainnya, terutama dalam pengukuran keber-hasilan siswa. Disamping metode
ceramah guru dapat melaksanakan tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil
dapat diterapkan metode tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat
dilakukan, dan perhatian terhadap kebu-tuhan individual lebih dapat dipenuhi.
6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa
mengatakan ”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga
pendidik-an, kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih
kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan
permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan
demikian guru harus memahami seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan
menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi penga-laman yang menentukan,
umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih metode yang
tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa,
mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan
profesi, membutuhkan pe-ngalaman yang panjang sehingga kelak menjadi
profesional, akan tetapi profesional guru belum terakui seperti profesional
lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru
diminta memiliki penge-tahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan
skill) pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity)
(Glend Langford, 1978).
Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan
me-rupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus
berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan
so-sial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anak-anak
didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti
kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan mudah lun-tur oleh
perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan guru
adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi,
meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua
lapisan masyarakat.
D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam
Konteks Standar Proses Pendidikan.
Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah tidak
semua strategi cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan guru harus mampu memilih
strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh karena itu, guru harus
memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
1.
Strategi pembelajaran harus berorientasi pada tujuan
2.
yang ingin
3.
dicapai.
4.
Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas
siswa.
5.
Strategi pembelajaran harus dapat memperhatikan
individualitas siswa.
6.
Strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh
aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.
E.
Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
1. Konsep dan Tujuan
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang menekankan kepada aktiivitas siswa secara optimal untuk memperoleh
hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognotif, afektif, dan psikomotor
secara berkembang. Dari konsep diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
tujuan dari PBAS adalah untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri
dan kreatif, sehingga ia dapat memmperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Jika dihubungkan
dengan tujuan pendidikan nasional maka PBAS adalah pendekatan yang paling
sesuai untuk dikembangkan.
2. Peran Guru Dalam Impementasi PBAS
Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan sebagai
satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada
siswa, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi siswa agar
belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan
inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajaranya dengan gaya dan
karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat
dilakukun guru, diantaranya adalah :
a. Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelalajaran
yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c. Memeberikan informasi tentang kegiatan pembelajaaan yang
harus dilakukan.
d. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar,
membimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
e. Memberikan bantuan pelayanan pada siswa yang membutuhkan.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
3. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam
berbbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi
sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Keaktifan
siswa ada yang secara lanngsung dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat
secara langsung teramati. Kadar PBAS tidak hanya ditentukan oleh aktivitas
fisik semata, akan tetapi juga ditentukan oleh akktivitas nonfisik seperti
mental, intelektual, dan emosional.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan PBAS
Keberhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat
dipengaruhi oleh :
a. Guru
- Kemampuan guru
- Sikap professional guru
- Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru
b. Sarana belajar
- Ruang kelas
- Media dan sumber belajar
- Lingkungan belajar
KESIMPULAN
Ada dua hal yang patut dicermati dari
pengertian-pengertian strategi pembelajaran Pertama, strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan
tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan.
Metode diartikan sebagai suatu cara atau
prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan
pembelajaran metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajara
pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran
dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan orang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode yaitu cara yang harus dilakukan agar metode
yang dilakukan berjalan efektif dan efisien. Taktik adalah gaya seseorang dalam
melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik
sifatnya lebih individual.
DAFTAR PUSTAKA
o Hamalik, Oemar. 1990. Metode
Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito Ibrahim R, Syaodih S
Nana. 2003.
o Ed. Allyn & Bacon: London
Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Menga-jar.
Jakarta: Bumi Aksara.