keutamaan silaturahmi
![]() |
gambar |
Hukum silaturahmi
menurut Islam adalah wajib dilakukan karena silaturahmi merupakan salah satu
cara untuk memperlancar rejeki dan menjaga hubungan baik dengan keluarga, sanak
saudara, teman dan lain – lain.
Silaturahmi
Menurut Pandangan Islam
Silaturahmi
diperuntukkan terlebih dahulu terhadap keluarga yang masih ada hubungan darah
seperti ayah, ibu, adek, kakak, dan saudara yanga ada hubungannya.
Islam
adalah agama sempurna. Dalam ajarannya telah diatur sekian banyak tuntunan yang
indah, teratur, dan tidak menyulitkan penganutnya. Sebut saja aturan yang
terdapat dalam rukun Islam dan rukun iman, semuanya diceritakan dengan tuntunan
yang indah.
Aturan yang tak kalah
ialah anjuran manusia untuk menjalin silaturahmi. “Barang siapa yang bertakwa
kepada Allah Ta’ala dan menyambungkan tali silaturahmi, maka umurnya akan
dipanjangkan, hartanya akan dilimpahkan, dan dicintai keluarganya. (HR.
Bukhari).
Sehingga ketaatan yang
paling cepat ganjaran pahalanya adalah silaturahmi, serta orang yang rajin
silaturahmi tidak akan pernah kekurangan. Dalam hal ini, silaturahmi memiliki
arti yang sangat penting khususnya dalam kehidupan seseorang dan ummat Islam
secara keseluruhan. Silaturahmi menjadi tonggak yang mengokohkan persatuan,
perhatian, kasih sayang, mata pencaharian, hingga memudahkan seseorang memasuki
surga-Nya.
Berikut ini dijelaskan
dalam hadits Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî,
simak penjelasannya di bawah ini :
“Bahwasanya ada
seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai
Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke
dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi
hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi
perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau
beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan
shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu
pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa
yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.
Ummat Muslim yang
merindukan surga-Nya tentu akan menyambung silaturahminya dan mengharamkan
pemutusan hubungan, saling menjauhi, dan semua perkara yang menyebabkan
lahirnya perpecahan. Memutus tali silaturrahmi adalah perbuatan yang sangat
dilarang dalam agama Islam, Allah berfirman:
“Dan bertakwalah kepada
Allah dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.” (Q.S An-Nisaa:1).
Terdapat beberapa
keuntungan yang di dapat jika mau dan selalu menjaga silaturahmi agar tetap
tersambung, hal itu meliputi :
1. Silaturahmi Bisa
Memperpanjang Umur
Berdasarkan hadits
Muttafaqun ‘alaihi, dijelaskan bahwa :
“Barang siapa yang
ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun
‘alaihi]
2. Silaturahmi
Bisa Memperlancar Rejeki
Berdasarkan hadits
Muttafaqun ‘alaihi, dijelaskan bahwa :
“Ar-rahim itu
tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka Allah
akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus
hubungan dengannya”. [Muttafaqun ‘alaihi].
3. Silaturahmi
Mempunyai Pahala Yang Lebih Besar Daripada Memerdekakan Budak
Berdasarkan Shahih
al-Bukhari, dari Maimunah Ummul-Mukminin, dia berkata :
“Wahai Rasulullah,
tahukah engkau bahwa aku memerdekakan budakku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau
telah melaksanakannya?” Ia menjawab, “Ya”. Nabi bersabda, “Seandainya engkau
berikan budak itu kepada paman-pamanmu, maka itu akan lebih besar pahalanya”.
4. Silaturahmi Bisa
Membuat Kehidupan Menjadi Lebih Baik
Kita sebagai makhuk
sosial dan hamba Allah yang bertaqwa hendaknya selalu menyambung tali silaturahmi
walaupun sanak saudara kita ada yang berusaha memutuskannya. Sebaiknya kita
tetap mengusahakan untuk memperbaikinya. Karena orang yang berjuang untuk
menghubungkan tali silaturahmi akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah
Swt atas mereka yang memutuskannya.
Berdasarkan hadits
Muttafaqun ‘alaihi, dijelaskan bahwa :
“Orang yang menyambung
silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan
tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali
hubungan kekerabatan yang sudah terputus”.[Muttafaqun
‘alaihi]
“Wahai Rasulullah, aku
mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan dengan mereka, akan tetapi mereka
memutuskanku. Aku berbuat baik kepada mereka, akan tetapi mereka berbuat buruk
terhadapku. Aku berlemah lembut kepada mereka, akan tetapi mereka kasar
terhadapku,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau
benar demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka pasir panas, dan Allah akan
senantiasa tetap menjadi penolongmu selama engkau berbuat demikan.” [Muttafaq
‘alaihi]
5. Orang Yang Memutus
Silaturahmi Tidak Akan Masuk Surga
Kategori memutus
silaturahmi yang tergolong dosa besar ialah memutuskan hubungan terutama dengan
kedua orang tua, sanak saudara terdekat atau pun kerabat yang masih mempunyai
hubungan darah.
Berdasarkan sabda
Rasulullah dijelaskan di bawah ini :
”Maukah kalian aku
beritahu tentang dosa terbesar di antara dosa-dosa besar?” Beliau mengulangi
pertanyaannya sebanyak tiga kali. Maka para sahabat menjawab: ”Mau, ya Rasulullah,”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Berbuat syirik kepada Allah dan
durhaka kepada kedua orang tua”.
Lebih parah lagi jika
kita sudah memutuskan silaturahmi dengan orang tua, namun masih bertindak
durhaka kepada mereka. Tindakan tersebut merupakan dosa yang sangat besar. Oleh
karena itu banyak – banyaknya mendekatkan diri kepada Allah agar kita tidak
termasuk orang – orang yang berbuat demikian.
”Termasuk perbuatan
dosa besar, yaitu seseorang yang menghina orang tuanya,” maka para sahabat bertanya:
”Wahai Rasulullah, adakah orang yang menghina kedua orang tuanya sendiri?” Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Ya, seseorang menghina bapak orang
lain, lalu orang lain ini membalas menghina bapaknya. Dan seseorang menghina
ibu orang lain, lalu orang lain ini membalas dengan menghina ibunya”.
Wahai kalian –
kalian yang mengaku dirinya mempunyai keimanan kepada Allah
Swt serta Rasulullah Saw. Hanya bertakwalah kalian kepada Allah
Swt. Selanjutnya segeralah melihat kepada diri kita masing-masing, yang
dimaksud kepada sanak keluarga kita! Apakah kita sudah
melaksanakan kewajiban terhadap mereka perihal kondisi mengenai menyambung tali
silaturahmi?
Apakah
kita sudah berperilaku lemah lembut kepada mereka? Apakah kita sudah tersenyum
ketika berpapasan atau pun bertatap muka dengan mereka? Apakah kita sudah
berkunjung ke tempa tinggal mereka? Apakah kita sudah memuliakan, mencintai,
saling menunjungi saat sehat, saling menghormati, saling menjenguk pada saat
jatuh sakit? Apakah kita sudah ikut meringankan beban atau pun memberikan
bantuan kepada mereka sesuai dengan yang dibutuhkan?
Dapat diambil
kesimpulan bahwa artikel mengenai hukum silaturahmi menurut islam di atas yang
diulas secara detail dan dikemas dengan menarik, diharapkan bisa membantu memudahkan
dalam mempelajari serta memahaminya lebih dalam lagi.
Sehingga nantinya
mungkin bias dijadikan sebagai bahan referensi yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari – hari dan menambah wawasan bagi anda. Sampai disini dulu
ya artikel kali yang membahas mengenai hukum silaturahmi menurut islam. Semoga
bisa bermanfaat bagi anda dan terima kasih sudah meluangkan sedikit waktu untuk
membaca artikel saya ini.
0 komentar:
Post a Comment